Senin, 25 April 2011

WACANA KITA: AKTIVITAS SASTRA DAN SASTRAWAN

Catatan Dimas Arika Mihardja

Ada dua forum sastra yang akan dihelat di Indonesia sebagai wujud aktivitas sastra dan sastrawan. Kedua forum sastra itu ialah Pertemuan Penyair Nusantara V (PPN V) di Palembang dan Temu Sastrawan Indonesia IV (TSI IV) di Ternate. DAKAH? Ini sebuah pertanyaan yang mengemuka di Grup Temu Sastrawan Indonesia IV dan berbagai kegelisahan yang Dua forum ini tentu saja merupakan representasi dinamika aktivitas sastrawan dengan karya sastranya. Siapa pun yang menjadi panitia atau tuan rumah penyelenggaranya, tentulah memiliki konsep rencana, visi dan misi untuk bertekad kuat menyukseskan agenda acaranya. Kedua forum sastra ini bagaimana pun juga memiliki makna penting sebagai representasi geliat sastrawan Indonesia dan nusantara. Kedua forum sastra ini perlu didukung untuk kesuksesan penyelenggaraannya.

Sekedar menyampaikan informasi secara akurat dan bermaksud memberikan dukungan kepada kedua panitia event sastra ini, terlebih dulu saya akan menghadirkan informasi terkait dengan hajatan sastra itu. Saya mulai dengan mengkopipaste informasi dari panitia Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate seperti berikut ini:

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Tuan/Puan/Saudara:

Dengan Hormat,

Kami beritahukan bahwa Temu Sastrawan Indonesia-4 akan dilaksanakan di Ternate, Maluku Utara, pada 25-29 Oktober 2011. TSI-4 bertema “Sastra Indonesia Abad ke 21, Keragaman, Silang Budaya dan Problematika”. Adapun kegiatan TSI-4 ini meliputi Seminar, Musyawarah Sastrawan, Penerbitan Antologi Sastra, Panggung Sastra, Pameran/Bazar/Launching Buku, Workshop dan Wisata Budaya.

Sehubungan dengan itu, kami mengundang Bapak/Ibu/Tuan/Puan/Saudara untuk mengirimkan karya dengan ketentuan sebagai berikut:

A. Puisi :

- lima (5) buah puisi karya asli yang ditulis dalam tahun 2011

- belum dipublikasikan ke media mana pun

- Biodata maksimal 10 baris

- diemailkan ke : puisi.tsi4@gmail.com

B. Cerpen :

- tiga (2) buah cerpen karya asli yang ditulis dalam tahun 2011

- belum dipublikasikan ke media mana pun

- panjang cerpen berkisar 5 halaman sampai 10 halaman kwarto (600 Kata)

- memakai font times new roman size 12

- Biodata maksimal 10 baris

- diemailkan ke : cerpen.tsi4@gmail.com

Pengiriman karya dapat dilakukan sejak: 23 Maret 2011 – 23 Juli 2011. Bagi sastrawan yang karyanya lolos seleksi Dewan Kurator TSI-4, akan mendapat undangan resmi dari panitia TSI-4 dan honorarium tulisan.

Panitia akan menyediakan penginapan (akomodasi), makan-minum (kosumsi) dan transport lokal selama kegiatan berlangsung, uang lelah dan cinderamata. Mengingat keterbatasan dana, maka kami mohon maaf tidak bisa menyediakan biaya transportasi peserta undangan dari tempat asal ke tempat tujuan (pp).

Atas perhatian, kerja sama dan partisipasi Bapak/Ibu/Tuan/Puan/Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Ternate 21 Maret 2011

Salam Takzim,

Panitia Temu Sastrawan Indonesia 4

Ternate 2011

Sofyan Daud Dino Umahuk

Ketua Pelaksana Sekretaris

Kemudian saya tampilkan informasi dari panitia penyelenggara Pertemuan Penyair Nusantara (Anwar Putra Bayu) seperti berikut ini:

Panitia banyak menerima email dan pesan inbox Facebook yang intinya ingin ikut dan berpartisipasi dalam acara PPN V, untuk itu silahkan saja mengirimkan tiga buah puisi dengan tema bebas serta biodata ke dekasumsel@gmail.com, cc:ahmadun.yh@gmail.com, isbedyst@yahoo.com, dan anwarputrabayu@gmail.com. Pengriman karya tersebut selambat-lambatnya kami terima pada 30 April 2011. Puisi-puisi yang nantinya masuk antologi akan diikutsertakan dalam acara dan diberitahu kemudian via email. Selain itu, bagi teman-teman yang sudah menerima surat undangan kami nantikan kiriman puisinya selambatnya tgl. 30 April 2011. Terima kasih atas perhatiannya.

Perlu pula saya tambahkan informasi dari salah seorang Dewan Kurator PPN V (Isbedy Stiawan ZS) terkait hajatan PPN V Palembang sebagai berikut:

Selasa, 29 Maret 2011

SEMINAR INTERNASIONAL PUISI NUSANTARA

Latar Belakang

Pertemuan Penyair Nusantara adalah sebuah even sastra yang diselenggarakan setiap tahun. Tahun 2011 ini merupakan pertemuan ke-5, yang akan diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), 17--20 Juli 2011 di Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.

Sebagaimana tradisi pertemuan penyair nusantara sebelumnya, diisi oleh kegiatan baca puisi, peluncuran buku puisi, pameran buku sastra, wisata budaya, dan kegiatan seminar selalu tetap menjadi bagian yang terpenting dalam mata acara PPN. Seminar PPN V di Palembang ini akan melihat pertumbuhan serta perkembangan perpuisian terkini di masing-masing wilayah nusantara.

Perjalanan sastra, khususnya puisi di setiap negara dan bangsa tentunya memiliki problema sendiri-sendiri, yang bersentuhan dengan karya, media, penerbitan, kritik, dan lain-lain yang menyertainya. Keanekaragam persoalan itu menjadi sebuah perbincangan, bahkan perdebatan yang diharapkan menghasilkan jalan keluar yang positif bagi keberlanjutan kehidupan perpuisian di masing-masing wilayah.

Setidaknya, seminar yang menjadi rangkaian kegiatan PPN V ini diharapkan sebagai upaya membuka jalan guna membagikan dan mengapresiasikan ungkapan manusia dari keberagaman budaya, bangsa, etnis, dan ideologi. bangsa atau negara. Selain itu, diharapkan menjadi jembatan persaudaraan dan kebersamaan untuk mengenal lebih dekat tradisi serta sistem sastra setiap bangsa atau negara.

Tujuan

Seminar Internasional ini memiliki tujuan antara lain:

a. Mengkaji dan memerikan kekayaan pemikiran dan wawasan dalam rangka melihat gambaran puisi nusantara mutakhir.

b. Menggali khazanah makna dan nilai yang terkandung di balik puisi nusantara mutakhir guna penguatan karakter dan jati diri bangsa.

c. Membangun jejaring penyair, pemerhati, pengkaji, dan pelestari puisi nusaantara.

Tema

“Potret Puisi Nusantara Mutakhir”

Pokok Bahasan:

a. Estetika dan gaya puisi nusantara mutakhir.

b. Ruh dan ideologi puisi nusantara.

c. Perluasan media puisi, dari media cetak ke media digital.

d. Orientasi, komitmen, dan pengaruh media terhadap pertumbuhan puisi

e. Model pengajaran puisi yang ideal.

f. Menggairahkan kembali tradisi kritik puisi

Pemakalah Utama

Prof. Dr. Budi Darma, Prof. Dr. Abdul Hadi, WM, Dr. Taufik Ismail, Dr. Tarech Rasyid, Drs. Ahmadun Yosi Herfanda, Chavcay Syaifullah (Indonesia), Prof. Muhammad Haji Salleh, Ph.D, Dato Dr. Ahmad Kamal Abdullah (Kemala), Prof. Dr. Mohammad Saleh Rahamad, Rahimidin Zahri, Prof. Irwan Abu bakar (Malaysia), Dr. Razak Pandangmalam, Dr. Nik Abdul Rakib bin Nik Hassan (Thailand), Dr. Zefri Arrif, Suip bin Hj. Abd. Wahab, Mohd. Shahrin bin Haji Metussin (Brunei Darussalam), Dr. Suratman Markasan, Putra Kikir, Djamal Tukimin (Singapura)*

*Tentatif

Pemakalah Pendamping

Selain itu, seminar juga mengajak peserta atau peminat untuk menyajikan makalah sebagai pemakalah pendamping (penunjang) dengan ketentuan bahwa makalah-makalah yang diterima akan disaring dan segera diinformasikan untuk disajikan dalam sidang pleno dan kelompok.

Syarat-Syarat Penerimaan Makalah

a. Makalah ditulis sesuai tema seminar.

b. Abstrak maksimum 200 kata, telah diterima oleh panitia paling lambat 30 April 2011 dikirim kepada Panitia Pertemuan Penyair Nusantara V alamat: dekasumsel@gmail.com

c Abstrak makalah yang diterima diumumkan pada 10 Mei 2011. Makalah lengkap diserahkan dalam bentuk CD/via email paling lambat 30 Mei 2011.

d. Jumlah halaman, termasuk daftar pustaka, maksimum 10 halaman dengan ketikan Times New Roman 12, spasi 1, dengan ukuran kertas A4 .

e. Makalah yang diterima namun tidak dapat disajikan karena keterbatasan waktu akan dimuat dalam prosiding ber ISBN.

Peserta Seminar

Seminar ini terbuka bagi para pecinta sastra baik dari berbagai kalangan: perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, para pendidik, dan lainnya.

Waktu dan Tempat

Seminar ini diselenggarakan pada tanggal 19 Juli 2011, pukul 08.00 s.d 16.00 di Hotel Swarnadwipa, Jalan. Tasik, Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia.

Biaya Pendaftaran

Peserta seminar dikenakan biaya pendaftaran dengan mendapat fasiliatas seminar kit, sertifikat, kudapan, dan makan siang. Sedangkan biaya transportasi dan penginapan ditanggung sendiri oleh peserta maupun pemakalah penunjang (pendamping). Bagi yang berminat prosiding seminar dapat dipesan melalui panitia seminar dengan mengganti biaya cetak sebesar Rp 100.000,00.

Adapun biaya seminar sebagai berikut:

a. Pemakalah pendamping Rp. 250.000,00. (untuk dalam negeri) dan Rp. 500.000,00. (untuk luar negeri). Biaya sudah termasuk mendapatkan prosiding seminar.

b. Peserta umum Rp. 150.000,00. dan mahasiswa Rp. 100.000,00. (Dengan menunjukan kartu mahasiwa). Biaya pendaftaran tersebut dapat dikirim melalui BANK SUMSEL , dengan No. Rekening: 140-09-27852 atas nama DEWAN KESENIAN SUMATERA SELATAN atau datang langsung ke Sekretariat Dewan Kesenian Sumatera Selatan (DKSS), Komplek Taman Budaya, Jalan Amri Yahya, Seberang Ulu I, Jakabaring, Palembang, telp. (+62) 07117082207. Bukti pembayaran dikirimkan ke alamat sekretariat DKSS via Email dengan alamat: dekasumsel@gmail.com

Penyelenggara

Seminar ini diselenggarakan oleh Panitia Pertemuan Penyair Nusantara V, Dewan Kesenian Sumatera Selatan.

Lain-lain.

Informasi lebih lanjut menghubungi panitia :

SAUDI BERLIAN : +6281373133864

LINNY OKTOVIANNY : +62816381602

RENA KD. : +627117082207

Terkait dengan Temu Sastrawan Indonesia di Ternate, Isbedy Stiawan ZS menyitir pemberitaan Lampung Pos seperti ini:

BANDAR LAMPUNG

KESENIAN: Sastrawan Lampung Ikuti TSI Ternate

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Tiga sastrawan asal Lampung Nersalya Renata, Fitri Yani, dan Agit Yogi Subandi diundang mengikuti Temu Sastrawan Indonesia (TSI) di Ternate, Maluku Utara, 25—29 Oktober mendatang.

Sekretaris TSI Dino Umahuk menjelaskan ketiga sastrawan Lampung itu bersama 28 sastrawan Tanah Air lainnya dipilih dewan kurator. Selain itu, dewan kurator TSI juga memilih sastrawan Arafat Nur, Raisya Kamila, Hasan Al Banna, Heru J.P., Esha Tegar Putra, Sulaiman Jaya, Wa Ode Wulan Ratna, Gunawan Triatmojo, dan Anindita Siswanto Thayf.

Kemudian, A. Muttaqin, M. Faizi, Ni Made Purnamasari, Morika Tetelepta, Mariana Lewier, Irianto Ibrahim, Benny Arnas, Marhalim Zaini, Ramon Damora, Sunlie Thomas Alexander, Hanna Fransisca, Eko Putra, Ahmad Faisal Imran, Dheny Jatmiko, Fina Sato, Husnul Khuluqi, Pranita Dewi, Sofyan Daud, dan Indrian Koto.

"Ke-31 sastrawan ini akan mendapat honorarium tulisan, biaya transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan (pulang-pergi), penginapan (akomodasi), makan-minum (konsumsi), transportasi lokal selama kegiatan berlangsung, uang lelah, dan cendera mata," ujar Dino.

Sedangkan untuk sastrawan di luar 31 itu, panitia hanya menyediakan penginapan, konsumsi, transportasi lokal, honor tulisan, dan cendera mata.

Menurut Ketua Pelaksana TSI 4, Sofyan Daud, tema yang diusung adalah Sastra Indonesia abad ke-21, keberagaman, silang budaya dan problematika. "Kegiatan TSI 4 meliputi seminar, musyawarah sastrawan, penerbitan antologi sastra, panggung sastra, pameran/bazar/launching buku, lokakarya, dan wisata budaya," kata Sofyan Daud dalam rilis yang diterima Lampung Post, Jumat (8-4).

Sehubungan dengan itu, pihaknya mengundang banyak pihak untuk mengirimkan karya dengan ketentuan sebagai berikut. Bagi sastrawan yang ingin terlibat dalam kegiatan tersebut, dapat mengirimkan lima puisi bagi penyair. Puisi tersebut ditulis dalam tahun 2011, belum dipublikasikan ke media mana pun, dan kirim ke puisi.tsi4@gmail.com.

Untuk cerpenis, dikirimkan tiga cerpen karya asli yang ditulis pada 2011, belum dipublikasikan ke media mana pun, panjang cerpen berkisar 600 kata, memakai font times new roman ukuran 12, dan di-e-mail ke cerpen.tsi4@gmail.com. (ZUL/D-2)

Lampung Post

Respon masyarakat sastra

Respon masyarakat sastra terhadap dua forum sastra ini beragam. Seorang Khrisna Pabichara, misalnya, merespon pemberitaan di Lampung Pos dan menulis seperti ini:

Pertama, dengan asumsi kabar yang disampaikan Bung Isbedy Stiawan Z.S. tepat adanya, selamat kepada sastrawan Nersalya Renata, Fitri Yani, Agit Yogi Subandi, Arafat Nur, Raisya Kamila, Hasan Al Banna, Heru J.P., Esha Tegar Putra, Sulaiman Jaya, Wa Ode Wulan Ratna, Gunawan Triatmojo, dan Anindita Siswanto Thayf, A. Muttaqin, M. Faizi, Ni Made Purnamasari, Morika Tetelepta, Mariana Lewier, Irianto Ibrahim, Benny Arnas, Marhalim Zaini, Ramon Damora, Sunlie Thomas Alexander, Hanna Fransisca, Eko Putra, Ahmad Faisal Imran, Dheny Jatmiko, Fina Sato, Husnul Khuluqi, Pranita Dewi, Sofyan Daud, dan Indrian Koto yang telah dipilih Dewan Kurator untuk mengikuti Temu Sastrawan Indonesia (TSI) di Ternate, Maluku Utara, 25—29 Oktober mendatang dengan fasilitas honorarium tulisan, biaya transportasi dari tempat asal ke tempat tujuan (pulang-pergi), penginapan (akomodasi), makan-minum (konsumsi), transportasi lokal selama kegiatan berlangsung, uang lelah, dan cendera mata.

Kedua, apa kriteria yang digunakan Dewan Kurator untuk memilah ke-31 sastrawan tersebut di atas dan memeisahkan mereka dari proses seleksi sebagaimana yang diumumkan oleh Sekretaris Panitia TSI, Dino Umahuk, di Grup FB TSI-4? Apakah mereka sudah mengirimkan karya terlebih dahulu sehingga dipilih lebih cepat dari ambang batas pengiriman karya?

Ketiga, mengapa ke-31 sastrawan tersebut mendapat fasilitas biaya transportasi dari tempat asal ke Ternate (pergi-pulang), sementara yang mengikuti seleksi karya—jika dipilih oleh Dewan Kurator—harus menanggung sendiri biaya transportasinya? Apakah ini salah satu bentuk “keragaman” seperti tema usungan TSI kali ini?

Maaf jika ketiga pertanyaan ini kurang berkenan. Salam takzim.

Respon Khrisna Pabichara itu menyangkut persoalan yang krusial, yakni terkait penetapan peserta, penyeleksian karya, dan fasilitas yang disediakan oleh panitia TSI V. Panitia TSI IV bagaimanapun telah menyusun konsep, baik menyangkut tema, susunan acara, dan penyelenggaraannya. Untuk kesuksesan semua itu, sepengetahuan saya, panitia memandang perlu menerbitkan Surat Keputusan Dewan Kurator. Dewan Kurator inilah yang lalu menjadi lokomotif mematangkan konsep siapa yang diundang sebagai peserta, pembicara, dan berbagai hal lain terkait dengan karya dan kekaryaan. Soal teknis penyelenggaraannya tentulah menjadi otoritas tuan rumah yang membentuk kepanitiaan tersendiri.

Pertanyaan Khrisna Pabichara menyangkut hal yang cukup krusial dan vital, yakni tentang kriteria peserta yang difasilitasi (diundang secara khusus) dan peserta yang difasilitasi secara terbatas (peserta umum), serta kriteria Dewan Kurator menyangkut penetapan peserta dan kriteria karya yang akan dibukukan. Tentu mengenai fasilitas ini bukan menjadi konsumsi semua peserta, melainkan menjadi semacam "privasi" panitia penyelenggara. Soal kriteria penetapan peserta, tentulah hanya Dewan Kurator yang memahaminya. Meski begitu, jika dipandang penting dan untuk menjaga iklim kondusif, peserta (yang diundang atau peserta umum) perlu juga diberi informasi terkait kriteria-kriteria itu.

Dharmadi Penyair di Grup Pertemuan Penyair Nusantara V berpendapat seperti ini:

Ketika kita bicara tt kreativitas,karya seni, dalam hal ini puisi,sesungguhnya tak lagi bicara tua atau muda.itu hanya masalah siapa dulu yg lahir.tak yang tua tak yang muda,pertaruhannya karya.yang merasa sudah senior tapi tak berkarya lagi hanya menggendong kejayaan masa lalunya apa artinya.bagi yang muda,kalau juga baru menulis beberapa puisi kebetulan ada yang bagus,dan dibangga2kan ke mana2 sama saja.karya dan karya cintailah proses,berproseslah dalam waktu.kenapa mesti ingin populer?mari terus belajar,saling menghormati,bertaruhlah dg karya.

Pandangan Dharmadi Penyair ini tentu saja memang menjadi acuan bagi panitia dan dewan kurator baik pada TSI maupun pada PPN. Kedua forum sastra itu tentu saja mengutamakan karya, bukan usia kesastrawanan. Jika kriteria utama menyangkut kesertaan pada dua forum sastra ini bersandar pada kualitas karya, maka kedua even sastra ini tentulah memiliki kontribusi dalam hal dinamika sastra Indonesia. Terkait dengan hal kriteria, seleksi peserta, dan kesuksesan penyelenggaraan oleh panitia, saya sejalan dengan pendapat seorang Tarmizi Rumahhitam yang menyampaikan pandangannya seperti ini:

banyak majelis sastra dan penyair yang dilangsungkan setiap tahun, baik skala nasional, skala lokal, bahkan internbasional. saya jadi penyaksi perdebatan tentang kepesertaan. saya berpikir, siapapun yang menyelenggarakan, mari kita hargai sebagai pengendali penuh aturan main yang dirancang penyelenggara hajatan tsb. sebab panitia yang tentunya khatam dengan kondisi dan keseiapan sebagai taun dan nyonya rumah

Menurut saya, dunia sastra memang penuh dengan dinamika yang terwujud melalui perayaan kata-kata. Kata-kata di dunia sastra memang mewakili siapa yang berkata-kata. Dunia sastra memang menunjukkan beragam suara dan aneka pandangan yang selalu berbeda-beda. Segala pandangan yang bersifat pro dan kontra (jika ada) perlu dijadikan mortir untuk selalu melakukan penyempurnaan penyelenggaraan forum sastra dari masa ke masa. Saya kira, siapa pun panitia penyelenggara forum sastra menghendaki penyempurnaan-penyempurnaan dari pelaksanaan sebelumnya. Ini merupakan itikad yang baik. Kita perlu berusaha memahami "apa maunya" panitia penyelenggara dan berusaha memberikan dukungan.

Dua forum sastra ini (TSI IV dan PPN V) kiranya menuntut panitia (dewan kurator) bekerja ekstra keras untuk menjembatani berbagai kepentingan demi majunya kualitas sastra dan jayanya sastrawan Indonesia. Memang, tidak semua keinginan dapat dilaksanakan, hal yang terpenting ialah panitia (dibantu oleh dewan kurator) dapat memberikan "ruang bermain" atau panggung yang tepat. Siapa berperan sebagai apa, karya mana yang layak diberi tempat, dan agenda apa yang sekiranya perlu dimantapkan. Jagad sastra kian menampakkan dinamika dan gejolak. Dinamika dan gejolak itu harus dipandang sebagai kegairahan dan semangat membangun peradaban melalui dunia kata-kata. Kita tak perlu membenturkan kata-kata antara satu dengan yang lain, jika pun ada perbenturan juga itu merupakan bagian dari dinamika yang mudah-mudahan akan mendewasakan sikap dan perilaku insan-insan sastrawan.

Hidup sastrawan Indonesia!

Jambi, 22 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar